• SMA NEGERI 1 MANGGAR
  • Totality Is The Key To Quality

Lekang Oleh Waktu

Suara gemericik hujan menyambut kedatanganku di sore yang dingin ini. Kutarik dua koper besar yang beratnya mungkin hampir setengah dari berat tubuhku. Aku mengedarkan pandangan ke sekeliling. Sama, semuanya masih sama seperti lima tahun lalu, yang berubah hanyalah posisi kursi tunggu saja dan petugas yang menyambutku juga berbeda, astaga apa yang aku pikirkan tentu saja aku bahkan tidak ingat siapa petugas di bandara ini dulu.

            Sandyakala terpancar dengan indah disela-sela air hujan yang membasahi jalanan, kuhentikan taksi dan menyebutkan alamat tempat tujuanku. Saat di dalam taksi ponselku yang sedari tadi kunonaktifkan karena berada di dalam pesawat, berdering menandakan sebuah pesan masuk. Itu dari kepala bagian tempatku bekerja merantau di Jakarta, beliau memintaku untuk memasang ucapan ‘Selamat Hari Pahlawan Nasional’ pada setiap akun media sosial perusahaan kami. Aku hanya menghiraukannya dan kembali memasukkan benda persegi itu ke dalam kantongku. Aku saja tidak akan ingat jika hari ini adalah hari pahlawan jika bukan karena melihat kalender yang berwarna merah. Sepertinya hari-hari seperti ulang tahun atau hari dimana banyaknya rapat penting akan lebih mudah diingat ketimbang hari peringatan seperti itu.

            Tiba-tiba taksi yang kutumpangi berhenti, padahal kami bahkan belum mencapai setengah perjalanan. “Kenapa berhenti pak?” Tanyaku, “Sepertinya bannya bocor dek. Saya mau perbaikin dulu, tidak apa-apa?” Jawab bapak sopir. Kulihat beberapa meter ke depan terdapat sebuah bengkel yang sebelahnya terdapat warung kecil, karena hari yang sudah hampir menjelang malam dimana artinya akan sulit untuk mencari taksi lain kuputuskan untuk menunggu mobil itu diperbaiki sambil beristirahat di warung kecil tersebut.

            Aku memesan segelas kopi hitam, bau petrichor memenuhi indra penciumanku membuat diriku yang semula sedikit gelisah menjadi tenang. Warung ini berada di tempat yang kurang strategis menurutku karena jumlah rumah saja bisa dihitung dengan jari di sepanjang jalan ini. Kulihat seorang pelanggan lain selain diriku, beliau sudah sangat berumur mungkin awal 80-an. Singkong rebus dihadapannya masih mengepulkan uap panas, sepertinya beliau juga baru tiba. Tiba-tiba ia menoleh padaku dan bertanya, “Mobilnya rusak dek?”. “Iya pak, bannya bocor” Jawabku seadanya, “Jalan disini memang banyak lubangnya harus hati-hati” Aku hanya mengangguk mengiyakan. Kutatap bajunya yang terlihat rapi, terlihat loreng-loreng khas tentara yang sudah sedikit memudar. Sepertinya beliau sadar sedang kuperhatikan, “Heran liat tentara yang sudah loyo ini?” Tanyanya setengah bercanda, aku pun sedikit tertawa untuk mengurangi kecanggungan. “Tidak pak, justru bapak makin terlihat gagah dengan seragam itu” Ucapku menyanjung, tapi beliau justru menghela napasnya dengan pelan. “Bahkan tanpa seragam ini pun dulu saya sudah  terlihat gagah, di garda terdepan menyerukan kemerdekaan” Aku membisu.

Beliau menatap wajahku kemudian tersenyum kecil, “Dulu saya setampan kamu, tapi tubuh saya lebih kekar, mungkin karena itulah dulu saya tidak kenal takut. Saya pernah ditahan oleh pemerintah Belanda karena menyerukan kata-kata kasar pada mereka. Saya mungkin tidak bestari, tapi bukan berarti saya rela diperbudak oleh mereka. Yah, memang sulit mendapat pendidikan yang layak saat itu, asal sudah bisa membaca dan menulis saja sudah lumayan, jadi betapa tidak bersyukurnya anak muda zaman sekarang jika masih tidak mau mengenyam pendidikan” Beliau berhenti sejenak dan meneguk kecil kopi yang mulai mendingin serta mencomot sedikit singkong rebusnya sebelum kembali melanjutkan. “Mungkin tidak ada yang mengingat saya jika saya telah tiada, mungkin yang tertulis di batu nisan kelak hanyalah sepenggal nama laki-laki tua yang setiap sore mengayuh sepedanya dari ujung jalan ke ujung jalan lainnya. Tapi saya masih bersyukur bisa menjadi bagian dari perjuangan itu, bisa menjadi salah satu alasan mengapa saat ini orang-orang bisa dengan mudah bepergian tanpa diselimuti rasa takut disergap penjajah. Ah, kalau kamu melihat betapa gagahnya kakek tua ini saat sedang memegang bendera merah putih kamu tidak akan percaya jika ia akan berkeriput dan jelek seperti ini hahahaha” Mendengar tawa beliau aku pun ikut tertawa, meskipun baru bertemu beberapa menit yang lalu tapi entah mengapa aku merasakan sebuah ikatan batin yang kuat dengan beliau.

Kami kemudian lanjut mengobrol sedikit sebelum namaku dipanggil oleh seseorang, ternyata itu bapak supir taksi tadi. “Mobilnya sudah selesai diperbaiki dek, mau berangkat?” Kulirik dua panah di arlojiku yang saling menunjuk ke angka tujuh dan dua belas, aku harus segera berangkat kalau tidak ingin kemalaman. Aku pamit undur diri pada bapak tadi, beliau tersenyum dan menepuk bahuku serta mengucapkan hati-hati di jalan. Saat taksi sudah berjalan menjauh aku kembali merenungkan kata-kata beliau. Betapa seringnya kita lupa bahwa tanpa adanya air mata, keringat, dan darah yang tumpah dari para pahlawan mungkin kita tidak akan bisa menikmati kebebasan hidup seperti sekarang. Betapa seringnya kita hanya ingat hari pahlawan sebagai hari libur nasional bukannya hari untuk mengenang dan mengapresiasi jasa-jasa mereka. Batinku tersayat dengan miris, zaman boleh berubah, dunia semakin maju, tapi tidak dengan sejarah, karena sejarahlah yang membentuk pondasi bagi suatu bangsa.

 

Cerpen Karya Fitri Adella

(Siswi SMA Negeri 1 Manggar/50)

(Admin, HR)

Komentar

Kerennn

Kerennnn

Wow, ceritanya bagus bangett kakk, keren banget, bahasanya yang halus dan mudah dimengerti bikin ketagihan buat baca ditambah sama banyak banget makna yang bisa kita ambil dari sini, semangatttt terus kak berkaryanya :))

Uwuuuu kereennn.. tetap semangat Yee???? jangan berhenti disini dalam berkarya???? perjuanganmu masih panjang❤️

Keren banget ceritanya , banyak makna yang bisa kita ambil.

Wahhh kerennn bangett ceritanyaa, wajib dibaca inii, Semangatt terus yaa Dell????????

gantenggg, aku itu ngajarek e :v

Wihhh, bagus banget kak, ceritanya sederhana, bahasanya mudah dimengerti tpi nggk mengurangi makna dri ceritanya

Mantap is the best ini

Bagus bangett adell???????????? aaaaaa suka banget semangat yaaaaa????????????

Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Merdeka Belajar Dalam Masa Pandemi COVID-19

Covid-19 tidak lagi menjadi kata yang asing ditelinga banyak orang, Virus yang hadir sejak Desember 2019 di Wuhan, China, ini menyebar begitu cepat ke berbagai penjuru dunia dalam hitun

09/11/2021 18:48 WIB - Administrator
Mosaik Modernisasi dalam Bernalar Kritis Pelajar Pancasila

Pada masa pandemi COVID-19 ini, pembelajaran tatap muka pada sekolah-sekolah di Indonesia menjadi lebih sulit untuk dilakukan. Salah satu upaya sekolah untuk menyelesaikan hal tersebut

09/11/2021 18:38 WIB - Administrator
Berkebinekaan Global bersama Globalisasi

Setiap negara, pastinya memiliki penerus sebagai penegak dan pemimpin bangsanya, yaitu muda-mudi saat ini, termasuk juga di Indonesia. Para generasi penerus ini merupakan harapan masa d

08/11/2021 19:23 WIB - Administrator
Bunga Toleransi di Tengah Arus Globalisasi

Salah satu identitas bangsa Indonesia yang paling dikenal dari dulu hingga saat ini adalah keberagaman atau kebinekaan yang dimiliki. Identitas tersebut terbentuk dalam waktu yang jelas

08/11/2021 19:20 WIB - Administrator
Peran Pemuda dalam Konstruksi Masa Depan Bangsa

Peran pemuda dalam pembangunan bangsa sangatlah penting. Hal ini dikarenakan pembangunan suatu bangsa terletak pada generasi penerusnya. Demokrasi, ekonomi, teknologi, dan kemajuan ilmu

03/11/2021 19:55 WIB - Administrator
Pendidikan Karakter, Upaya Mencegah Dampak Negatif Westernisasi

Pada era globalisasi, westernisasi terdapat dalam perilaku dan karakter remaja terjadi karena para kaum milenial atau para remaja menganggap budaya barat adalah budaya yang gaul, modern

26/10/2021 22:04 WIB - Administrator
Naik Kelas Tapi Tidak Belajar?: Solusi Merdeka Belajar Di tengah Pandemi

  Penyebaran virus Covid-19 di Indonesia memberikan dampak besar terhadap dunia pendidikan di Indonesia. Menteri Pendidikan, Bapak Nadiem Anwar Makarim, melalui surat edaran Mendik

26/10/2021 21:56 WIB - Administrator
TRANSFORMASI ASESMEN PEMBELAJARAN DALAM BINGKAI MERDEKA BELAJAR

Gaung program sekolah penggerak semakin terdengar akhir-akhirnya ini. Sebanyak 2500 sekolah dari 34 provinsi dan 111 kabupaten/kota di Indonesia sudah menerapkan program ini mulai tahun

20/10/2021 19:23 WIB - Administrator
Teknologi dan Perubahan Sosial di Era 4.0

Pada hakekatnya, kemajuan teknologi dan dampaknya terhadap kehidupan adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari. Namun, kita bisa mengambil langkah bijak terhadap diri kita sendiri, ke

20/10/2021 19:17 WIB - Administrator
Dampak Westernisasi Terhadap Karakter Remaja Masa Kini

Masa remaja adalah masa transisi antara kanak-kanak menuju dewasa. Di mana, perilaku manusia muda ini bisa berubah dengan cepat, mengalami krisis identitas, dan juga emosi yang kuat. Re

11/10/2021 07:55 WIB - Administrator