Berkebinekaan Global bersama Globalisasi
Setiap negara, pastinya memiliki penerus sebagai penegak dan pemimpin bangsanya, yaitu muda-mudi saat ini, termasuk juga di Indonesia. Para generasi penerus ini merupakan harapan masa depan yang diprioritaskan lebih maju dan terjamin intelektual, daya cipta, serta yang terpenting budi pekertinya. Hal ini pun dilakukan demi meningkatkan kualitas sumber daya manusia guna menjamin cerahnya masa depan Indonesia.
Pengembangan budi pekerti dan berwawasan luas para penerus bangsa ini haruslah didasari dengan pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Maka dari itu, didukunglah dengan terciptanya gerakan Profil pelajar Pancasila oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbud-Ristek) yang dikembangkan dalam proses belajar mengajar di sekolah.
Profil Pelajar Pancasila yang diusung sedemikian rupa ini ditujukan untuk menghadirkan para Pelajar Pancasila dengan penguatan karakter baik, yakni melalui enam kunci utama yang terkandung di dalamnya yaitu; 1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia; 2) Berkebinekaan global; 3) Bergotong royong; 4) Mandiri; 5) Bernalar kritis; dan 6) Kreatif. Pelajar Pancasila ini ialah sebagai perwujudan pelajar Indonesia yang memiliki kompetensi global dan memiliki pola pikir juga sikap sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, agar hadirnya sumber daya manusia unggul dalam setiap aspek kehidupan.
Setiap kunci dalam Profil Pelajar Pancasila memiliki perannya masing-masing dalam membentuk karakter baik pemuda bangsa, seperti dalam kata kunci ke-2 yaitu “berkebinekaan global” yang mengandung pesan bahwasannya para anak bangsa harus bersemangat mempertahankan budaya asli, lokalitas dan identitas Indonesia, namun juga tetap terbuka dengan budaya lainnya sebagai bentuk menghargai dan pengenalan positif terhadap budaya tersebut.
Apalagi di zaman globalisasi saat ini, hal itu tentunya akan memudahkan pengenalan dan pertukaran budaya satu dengan yang lain. Kebinekaan global ini pun bisa dikatakan pula sebagai rasa menghargai perbedaan atau toleransi dalam keberagaman, menghargai budaya asal namun tidak menutup diri dari budaya luar.
Kunci mengembangkan kebinekaan global yang pertama adalah dengan mengenal dan menghargai budaya. Hal ini diawali dengan menggali lebih dalam dan meningkatkan minat kepada budaya bangsa Indonesia terlebih dahulu sebagai pijakan kuat untuk tidak mudah terbawa arus budaya luar. Selanjutnya, melestarikan juga mencintai budaya dan tradisi bangsa agar tetap terjaga jati diri maupun keberadaannya hingga bisa bersanding di kancah internasional. Lalu, mengikuti perkembangan budaya dunia.
Apalagi di zaman globalisasi yang perkembangan teknologinya pesat ini. Akses komunikasi dan pertukaran informasi menjadi sangat mudah dilakukan. Yakni, dengan dipermudahnya identifikasi informasi mengenai budaya luar agar dapat menyaring budaya yang baik untuk diikuti tanpa bertentangan dengan budaya bangsa. Selain itu, juga sebagai bentuk apresiasi dan menghargai budaya orang lain.
Kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama merupakan kunci kedua dari berkebinekaan global. Interkultural menurut Matsumoto dan Juang (2008) adalah komunikasi antara orang-orang yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Saat mampu untuk menghargai, menerima perbedaan dengan terbuka dan memahami budaya lain. Maka, akan terciptanya bentuk interaksi juga rasa empati dalam diri kepada masyarakat luas.
Hadirnya pengetahuan mengenai dunia juga budaya luar dibantu dengan mudahnya menjalin komunikasi digital, menghadirkan banyak interaksi baru dalam bentuk komunikasi dan kerja sama berbagai pihak dari seluruh kalangan hidup. Di mana hal ini berdampak positif untuk peningkatan kemajuan bangsa tanpa diikuti prasangka terhadap budaya luar, yaitu hidup berdampingan dengan segala perbedaan yang ada.
Poin kunci terakhir dalam berkebinekaan global adalah refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan. Refleksi dan tanggung jawab dalam tindakan berkebinekaan global, ialah mengevaluasi sikap yang diambil terhadap budaya bangsa sendiri, yaitu dengan tetap menjaga kemurnian budaya dan tradisi agar tidak lekang oleh waktu dan zaman. Hal ini pun diyakini dapat dilaksanakan dengan wujud kegiatan pelestarian budaya bangsa.
Selanjutnya, bisa pula dengan menyikapi budaya luar dengan menghargai perbedaan yang ada, memaknai keberagaman sebagai sesuatu hal yang positif untuk menciptakan perdamaian, menyelaraskan perbedaan yang ada, dan menciptakan hubungan yang harmonis dengan berbagai budaya lain. Ihwal ini pun akan mencapai kunci utama pembentukan poin kebinekaan global dengan tujuan utama toleransi terhadap perbedaan, dikarenakan semua orang bisa hidup berdampingan dengan perbedaan-perbedaan yang ada.
Globalisasi tentunya tidak bisa dipandang sebelah mata. Hal ini dikarenakan dampak dari globalisasi itu sendiri yang sangat besar bagi kehidupan manusia di bumi. Menurut studi sosiologi, globalisasi merupakan fenomena yang mempermudah proses saling bertukar dan berbagi informasi, pengetahuan, dan teknologi antar manusia di berbagai penjuru dunia yang memiliki aksesnya. Globalisasi tidak bisa dihindari arus dan perkembangan geraknya. Ketika memilih menutup diri dari globalisasi, berarti menutup diri dari dunia internasional. Maka dari itu, perlu adanya penyesuaian sikap dan tindakan mengikuti perkembangan tersebut.
Globalisasi memiliki peranan penting dalam bidang sosial-budaya, yaitu memicu perubahan tingkah laku masyarakat, gaya hidup, berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, juga perubahan sistem lainnya dalam sosial-budaya. Seperti setiap hal yang ada di kehidupan ini, globalisasi pun memiliki dampak positif juga negatif yang saling berdampingan. Dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, akan memudahkan penyaringan budaya asing yang sekiranya tidak sesuai dengan nilai norma Indonesia. Ketidak siapan dengan budaya asing ini pun akan menimbulkan culture shock atau gegar budaya pada masyarakat, yang tentunya berdampak pada mudahnya terbawa arus budaya lain, hingga hilangnya kebiasaan dan norma lama yang ada dalam setiap pribadi.
Dengan kebinekaan global, artinya kita siap untuk menerima setiap perbedaan yang ada baik dengan segala sikap untuk menyikapi perubahan-perubahan yang terjadi disebabkan oleh arus globalisasi. Perihal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kecintaan terhadap budaya bangsa, mendorong toleransi terhadap budaya lain, dan tetap mengikuti perkembangan dunia, agar tidak adanya ketertinggalan zaman hingga bisa bersaing di kancah internasional untuk kemajuan bangsa.
Artikel ini telah terbit di harian Belitong Ekspres pada Kamis (04/11/2021)
Viola Jivanca
Peserta 10 Kategori Siswa, Kompetisi #Gerbangmenulis2021
Komentar
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Dinamika Sosial Dunia Penyiaran: Memulai Siaran Berkualitas Dari Sekolah
Di era modernisasi dan globalisasi, perkembangan televisi mengalami transformasi yang tidak terduga. Kini, televisi tidak hanya berbentuk layar yang besar, namun sudah bisa kita genggam
Fenomena Khong Guan dan Jebakan Euforia Timah di Bangka Belitung
Menjadi narasumber pada kegiatan Pemberdayaan Komunitas Penggerak Literasi Se-Babel (7 s.d 9 Juni 2022), membuat penulis termotivasi untuk menulis tulisan ini. Penulis tergelitik ketika
KONSELING INDIVIDU, CARA JITU ATASI MASALAH SISWA
Bimbingan dan Konseling memiliki peranan penting di sekolah. Sebagai wadah mengatasi masalah siswa, bimbingan konseling juga diharapkan dapat membantu siswa berkembang secara lebih opti
Merdeka Belajar dalam Pendidikan 4.0
Merdeka Belajar merupakan langkah awal pemerintah memulai revolusi pendidikan dengan konsep kemerdekaan dalam segala aspek pendidikan formal. Merdeka Belajar menjadi wadah untuk mencipt
Dampak Globalisasi Terhadap Perilaku Pelajar, Bahayakah?
Di era revolusi industri 4.0 saat ini, pengaruh budaya asing terhadap budaya lokal melesat begitu cepat tersebar. Peristiwa ini hampir tanpa sekat (jarak dan waktu) melalui media sosial
Merdeka Belajar di Tengah Gelombang Ketiga Masa Pandemi
Pendidikan merupakan sebuah usaha yang bertujuan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan yang didapat baik dari lembaga formal maupun informal yang nantinya bisa melahirkan individu-individ
Kepribadian Guru dan Pengaruhnya Terhadap Penguatan Pendidikan Karakter Siswa
Guru merupakan aktor utama dalam proses pembelajaran. Gurulah yang mempertimbangkan strategi pembelajaran yang efektif untuk diterapkan. Banyaknya variasi kualitas pengajaran dijelaskan
Penguatan Karakater Generasi Muda, Amankan Masa Depan Bangsa!
Generasi muda saat ini menjadi titik tolak keberhasilan dari negara. Tidak keliru jika disebut masa depan negara, karena kualitas dan kemajuan negara Indonesia memang bergantung pada ge
Esensialitas Pendidikan Karakter dalam Bermedia Sosial di Era Globalisasi
Sadar atau tidak, di zaman sekarang anak-anak jauh lebih individualis dibanding anak millenials (generasi Y) pada zamannya. Orang tua yang sibuk lebih memilih untuk memberikan gadget ke
Pentingnya Kokohkan Karakter Pemuda Masa Depan
Para pemuda adalah generasi penerus masa depan yang keberadaannya sangat menentukan langkah kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara. Keberadaan para generasi muda saat ini kela
Sangat bermanfaat untuk Indonesia yang kurang memikirkan pemanasan global