Deffriyan: "Peran Generasi Milenial dalam Pengawasan Pemilu di Tengah Wabah Corona yang Mengganggu"

Generasi milenial adalah salah satu generasi yang sangat diperhitungkan eksistensinya di era digitalisasi saat ini. Mengapa tidak, generasi ini di Indonesia sedang mengalami kenaikan dalam hal kuantitas sehingga dikenal dengan sebutan Bonus Demografi. Kenaikan nominal ini dikabarkan akan terus meningkat jumlahnya hingga tahun 2030an. Wah, sungguh luar biasa Indonesia memiliki generasi usia produktif yang lebih banyak dari era-era sebelumnya.

Di tengah wabah Corona seperti saat ini. Peran generasi milenial sangat dibutuhkan. Terutama dalam pelaksanaan dan pengawasan Pemilu 2020. Seperti kita ketahui bersama. Golongan ini adalah golongan yang biasanya paling banyak golput karena sikap mereka yang apatis dan tidak terlalu suka dengan aroma politis. Mereka lebih suka menikmati kehidupan mereka daripada mengurusi politik yang sebagian dari mereka menyebutkan bahwa politik identik dengan cara-cara licik untuk berkuasa, termasuk membesarkan figur tikus korupsi di dalam diri.

Selanjutnya, generasi milenial dikenal sebagai generasi zaman era digital. Generasi yang mengerti peradaban maya dan mudah bersosialisasi di era globalisasi saat ini. Di mana, kaum ini sangat paham betul dengan dunianya. Dan rugi kalau kita tidak memanfaatkan potensi serta kemampuan mereka dalam masa Pilkada 2020 di tengah wabah Corona yang mengganggu.

Di balik kecuekan mereka karena sering golput. Kita bisa menekan angka partisipasi mereka dengan juga mengoptimalkan peran mereka di masa pandemi Covid-19 ini. Lalu, bagaimana caranya?

Pertama, kita bisa melakukan sosialisasi dan edukasi akan pentingnya peran generasi milenial pada partisipasi Pemilu. Hal ini menjadi penting untuk membuat mereka melek masa depan lima tahun depan. Karena angka jiwa mereka yang bisa dikatakan banyak dan pola gaya interaksi mereka yang bisa saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya. Sehingga apabila ada yang malas berpartisipasi, hal ini akan berimbas pula dengan teman atau rekan mereka lainnya. Maka dari itu, penting untuk melibatkan mereka dalam pelaksanaan Pemilu berikut mengedukasi mereka cara pengawasannya.

Selain melakukan sosialisasi dan edukasi. Kita bisa memberikan tantangan kepada mereka untuk berbuat lebih dalam hal teknologi. Hal ini bisa membantu tugas KPU dan Bawaslu dalam pemuktahiran atau update data mereka terbaru. Misalnya Bawaslu sebagai lembaga pengawas Pemilu memberikan kesempatan untuk membuat aplikasi pelaporan data diri peserta Pemilu, atau bisa dalam kompetisi pembuatan web untuk pemuktahiran data peserta Pemilu (tugas Bawaslu di UU No. 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum).

Mengapa kompetisi ini penting? Karena yang paling banyak mengerti teknologi adalah generasi milenial. Yang bisa membuat aplikasi starup adalah lebih banyak dari kalangan milenial. Dan yang bisa melapor cepat via gawai adalah kaum era milenial.

Aplikasi atau web pemuktahiran data peserta Pemilu ini penting. Karena jika sudah ditemukan produk digital ini. Maka, hal ini akan memudahkan peran Bawaslu dalam mengecek kebenaran data peserta Pemilu saat ini di tengah wabah virus corona. Dan ini juga membuat nyaman masyarakat agar tetap berada #dirumahaja.

Seperti kita ketahui, efek virus ini akan banyak membunuh jiwa, membuat orang sakit dalam waktu yang lama, termasuk kekhawatiran untuk keluar rumah. Jadi, jika ada aplikasi atau web karya generasi milenial, kita bisa melihat kebenaran data Pemilu, termasuk meng-edit-nya jika ada salah nama, NIK, status, usia, dan lain sebagainya. Dan ingat, ini memudahkan tugas KPU dan Bawaslu dalam update data peserta Pemilu yang tidak harus menunggu mereka ke kantor, atau memaksa petugas KPU untuk datang ke rumah-rumah di tengah wabah.

Apalagi jika jadi Pilkada 2020 ini diundur. Maka akan ada pula perubahan usia bagi kalangan remaja menuju dewasa (17 tahun). Artinya apa, aplikasi atau web pemutakhiran data sangat diperlukan guna mendata cepat mereka-mereka yang sudah seharusnya masuk dalam data peserta Pemilu 2020.

Selain itu, jika melibatkan generasi milenial, mereka akan bisa mengajarkan cara mengubah atau update data keluarga mereka jika ada yang telah meninggal atau ada yang salah data dalam database KPU atau Bawaslu. Intinya, mereka bisa memeriksa kebenaran data mereka sendiri, termasuk memandu keluarganya untuk mengecek ulang data pribadi mereka masing-masing.

Sebagai generasi penerus bangsa, maka salah satu konponen yang paling tepat dilibatkan dalam kontestasi Pemilu adalah generasi melineal. Generasi mileneal adalah generasi yang berperan sebagai pelopor dan pelapor tegaknya kecepatan dalam akses data dan keberhasilan dalam Pemilu. Pelopor adalah orang yang menetukan jalan untuk merubah dan mengembalikan segala situasi menjadi lebih baik. Sedangkan pelapor orang yang akan menyampaikan perubahan data, berikut jika ada pengaduan pelanggaran dalam Pemilu kepada lembaga peradilan hukum. Semoga peran generasi milenial bisa dioptimalkan dalam pengawasan Pemilu di tengah wabah Corona. Terkhusus pula untuk di daerah kita, Belitung Timur.

Nb: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis

Sumber Gambar: https://imcnews.id/pengamat-kaum-milenial-mainkan-politik-pasif