"Merdeka" dari "Bully"
Pulau Bangka Belitung sempat dihebohkan dengan viralnya video kasus perundungan (bully) yang dilakukan oleh sekelompok pelajar kepada pelajar lainnya, lengkap dengan adegan kekerasan fisik yang dilakukan. Prihatin. Ini mungkin kata yang tepat digunakan untuk menggambarkan kejadian tersebut. Tindakan bully di lingkungan pendidikan yang melibatkan peserta didik dan guru makin marak terjadi. Bully menjadi fenomena yang harus kita cegah dan waspadai. Saat ini bully tidak hanya terjadi di lingkungan masyarakat, tetapi juga sekolah. Padahal seperti yang kita ketahui, lingkungan sekolah seharusnya menjadi lingkungan aman dan nyaman serta bebas dari kasus perundungan.
Bully yang terjadi di lingkungan sekolah membutuhkan perhatian yang lebih besar. Maraknya kasus perundungan (bullying) yang terjadi saat ini menjadi tamparan keras bagi dunia pendidikan. Data pengaduan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) 2021 mencatat sebanyak 1.138 kasus anak yang dilaporkan sebagai korban kekerasan fisik dan psikis yang terjadi di lingkungan sekolah.
Fenomena tersebut sudah seharusnya menjadi perhatian kita bersama. Nadiem Makarim, Menteri Pendidkan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi memaparkan saat ini dunia pendidikan Indonesia sedang berusaha melawan tiga dosa besar pendidikan di mana perundungan salah satunya. Pada dasarnya bullying terbagi menjadi 5 kategori yakni, pertama, kategori kontak fisik langsung seperti memukul, menjambak dan mendorong. Kedua, kategori kontak verbal langsung seperti, mempermalukan, merendahkan dan mengancam. Ketiga, kategori perilaku non-verbal langsung seperti, menjulurkan lidah dan mengejek. Keempat, kategori perilaku non-verbal tidak langsung seperti, mendiamkan seseorang dan memanipulasi persahabatan. Kelima bullying dalam kategori pelecehan seksual kadang dikategorikan perilaku agresi fisik atau verbal. Dampak dari perilaku bullying bukanlah hal yang dapat dianggap remeh. Traumatik mendalam sampai ke tindakan bunuh diri dapat menjadi dampak yang benar-benar mengancam siswa
Agar terwujud penyelenggaraan pembelajaran yang aman, nyaman dan menyenangkan, perlu diupayakan pencegahan serta penanggulangan tindak perundungan yang terjadi. Lantas apa yang dapat sekolah lakukan untuk menghadapi hal tersebut?
Sekolah sebagai garda terdepan pencegahan serta penanggulangan tindak perundungan (bullying) dapat menerapkan konsep MERDEKA di sekolah. Konsep MERDEKA merupakan penjabaran dari : 1) Mulai dari diri sendiri, 2) Ekstrakulikuler yang variatif dan inovatif, 3) Reporting (melaporkan), 4) Disiplin positif, 5) Empati, 6) Kekeluargaan, dan 7) Aksi nyata.
Hal pertama yang harus dilakukan dalam konsep merdeka yaitu mulai dari diri sendiri. Artinya untuk mencegah dan melawan perundungan. kita tidak boleh menjadi pelaku perundungan. Kita harus menjadi panutan serta menunjukkan sikap dan perilaku positif untuk mencegah tindakan bullying.. Diharapkan dengan adanya sosok yang memberikan pengaruh positif dalam bertindak, siswa tidak lagi melakukan bullying karena adanya contoh yang tepat.
Selanjutnya dalam konsep MERDEKA kita harus membentuk dan menjalankan ekstrakulikuler yang variatif dan inovatif. Mengapa hal ini perlu? Kegiatan di luar jam pelajaran atau ekstrakurikuler bisa menekan kasus penindasan atau bullying di sekolah karena disana akan terjadi interaksi positif antara senior dan junior. Kemudian dengan adanya kegiatan di luar jam belajar, akan memberikan kesibukan kepada siswa sehingga tidak terpikir lagi dengan kegiatan bully-membully yang biasa terjadi. Ekstrakulikuler yang variatif dan inovatif juga diharapkan dapat menampung minat dan bakat siswa sehingga seluruh siswa dapat memiliki kegiatan positif diluar jam sekolah.
Salah satu cara untuk mencegah bullying adalah berani melapor atau bercerita jika mendapatkan perlakukan bullying, ataupun melihat kasus bullying. Melapor atau bercerita adalah hal yang sangat tepat untuk mengatasi bullying yang terjadi. Dalam hal ini pihak sekolah ataupun guru harus dapat memberikan rasa aman kepada seluruh siswa. Rasa aman yang dimaksud adalah rasa aman dan percaya untuk dapat melaporkan segala tindakan bullying yang terjadi. Tidak hanya itu, pihak sekolah dan guru harus pula kooperatif menyembunyikan identitas pelapor. Sosialiasi tentang pentingnya melaporkan tindakan bullying dan perlindungan korban juga harus dilakukan oleh pihak sekolah. Kegiatan ini tidak lain agar sekolah menjadi tempat yang benar-benar bebas dari tindakan bullying.
Cara keempat dalam konsep MERDEKA adalah disiplin positif. Penerapan ini dapat dilakukan dengan mengajarkan dan memberi contoh disiplin kepada pelajar tanpa menggunakan unsur kekerasan dan pemaksaan baik fisik ataupun verbal. Kekerasan dan pemaksaan dalam disiplin tidak akan efektif dan malahan bisa menimbulkan efek jangka Panjang seperti dendam dan suasana stress dan tertekan. Apabila anak melakukan kesalahan, diberikan penjelasan yang masuk akal dan tindakan reflektif agar hal tersebut tidak terjadi. Perlu adanya panduan dan kampanye yang terus menerus sehingga menjadi kebiasaan yang positif.
Kemudian, cara kelima yang dapat dilakukan untuk mencegah bullying dalam konsep merdeka adalah empati. Empati sendiri merupakan kemampuan untuk memahami bagaimana perasaan orang lain atau memahami situasi yang sedang dihadapi oleh orang lain. Ketika seseorang memiliki empati itu berarti kamu sedang menempatkan diri pada posisi orang lain untuk belajar memahami bagaimana situasi bisa memengaruhi fisik dan emosional seseorang. Sangat penting untuk guru dapat mengajarkan empati kepada siswa. Oleh karena dengan mengajarkan empati pada siswa dapat membuat anak lebih memahami situasi siswa seusianya, sehingga mencegah terjadinya bullying. Mengajarkan empati sendiri dapat dilakukan dengan membuat siswa dapat mengembangkan kemampuan membaca ekspresi dan bahasa tubuh teman sebayanya. Tidak kalah penting, guru juga dapat membantu siswa untuk belajar menempatkan diri pada posisi orang lain. Dengan hal tersebut, diharapkan perilaku bullying tidak terjadi.
Selain beberapa hal yang disampaikan diatas, cara selanjutnya yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan konsep kekeluargaan. Artinya dalam hal ini semua pihak harus menciptakan hubungan yang harmonis. Sebut saja hubungan antara kepala sekolah, guru, peserta didik dan orang tua. Guru melakukan pendekatan dengan peserta didik secara personal dan persuasif, menjaga dan memperhatikan peserta didik dengan baik selama ataupun di luar jam mengajar. Jika guru melihat anak didiknya melakukan kekerasan, maka secepatnya dipanggil dan diberikan nasehat. Guru juga melakukan pendekatan humanistic dan persuasive terhadap orang tua dan saling bekerjasama.
Terakhir, aksi nyata merupakan cara yang dapat dilakukan dalam konsep MERDEKA guna mencegah bullying. Aksi nyata disini pada dasarnya sudah terintegrasi dalam setiap cara yang dijelaskan sebelumnya. Namun demikian, dalam cara ini semua aksi harus dilakukan dengan terstruktur dan teratur. Aksi nyata dapat berupa: 1) sosialiasi pemahaman perundungan di lingkungan sekolah, 2) sensitif terhadap perilaku dan kebutuhan korban, 3) membuat kebijakan terhadap aksi perundungan, 4) memastikan jalur komunikasi terbuka untuk pelaporan kasus, dan 5) mengadakan kegiatan anti perundungan. Dengan penerapan seluruh cara dalam konsep MERDEKA tersebut, diharapkan kita benar-benar merdeka dari perundungan. Penerapan hal tersebut juga merupakan ketegasan zaman now yang membentuk karakter disiplin anak tanpa hukuman atau kekerasan. Dengan demikian akan tercipta suasana sekolah yang nyaman, sekaligus mendukung terwujudnya sekolah ramah anak.
Artikel ini telah terbit di harian Belitong Ekspres pada Kamis 18 Agustus 2022
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Persembahkan Kado HUT RI, Tim Futsal SMAN 1 Manggar Juara BIP CUP 2025
MANGGAR, BELITONGEKSPRES.CO.ID - Tim futsal SMAN 1 Manggar kembali mengukir prestasi gemilang di kancah olahraga pelajar Kabupaten Belitung Timur (Beltim). &nb
Gubernur Bangka Belitung Resmikan Wall of Fame SMAN 1 Manggar
Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Hidayat Arsani meresmikan Wall of Fame SMA Negeri 1 Manggar di Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Rabu (13/
SMAN 1 Manggar Raih Juara 2 Regional Lomba Sekolah Siaga Kependudukan Paripurna Nasional
Manggar – Prestasi membanggakan kembali diraih oleh SMA Negeri 1 Manggar. Sekolah yang berlokasi di Kabupaten Belitung Timur ini berhasil meraih Juara 2 Regional (11 Provinsi) dal
SMAN 1 Manggar Sapu Bersih Gelar Juara LDBI Belitung Timur 2025, Siap Wakili ke Tingkat Provinsi
Prestasi gemilang kembali diraih SMAN 1 Manggar. Dalam ajang Lomba Debat Bahasa Indonesia (LDBI) tingkat Kabupaten Belitung Timur tahun 2025, sekolah unggulan ini berhasil menyapu bersi
SMAN 1 Manggar Pertahankan Juara Umum O2SN Beltim, Tangguh Meski Lomba Daring
SMAN 1 Manggar kembali mencatatkan prestasi gemilang di ajang Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tingkat SMA se-Kabupaten Belitung Timur tahun 2025. Untuk kedua kalinya secara ber
Staf Ahli Gubernur Babel Buka MPLS SMAN 1 Manggar, Tekankan Karakter dan Etika Digital
Manggar – Senin pagi, 14 Juli 2025, aula utama SMAN 1 Manggar dipenuhi semangat baru. Ratusan siswa berseragam putih biru berganti putih abu-abu, duduk dengan penuh harap di bangk
SMAN 1 Manggar Raih Juara Umum FLS3N Tiga Tahun Berturut
SMA Negeri 1 Manggar kembali mencatatkan prestasi membanggakan dengan meraih gelar Juara Umum Festival dan Lomba Seni dan Sastra Siswa Nasional (FLS3N) tingkat Kabupaten Belitung Timur
Workshop Disiplin Positif di SMAN 1 Manggar: Mewujudkan Sekolah Aman, Berkarakter, dan Bebas Bullying
Komitmen menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan bebas dari bullying terus digalakkan oleh SMAN 1 Manggar. Salah satu upaya nyata diwujudkan melalui Workshop Disiplin Posi
Guru SMAN 1 Manggar Raih Juara 2 Nasional Berkat Cerita Inspiratif Jadi ASN
Kabar membanggakan kembali datang dari sekolah berprestasi di Kecamatan Manggar, Kabupaten Belitung Timur (Beltim). Hariyanto, guru Biologi di SMAN 1 Manggar, berhasil meraih Juar
Tax Goes to School 2025: Siswa SMAN 1 Manggar Belajar Pajak Lewat Simulasi UMKM
MANGGAR, BELITONGEKSPRES.CO.ID – Semangat edukasi pajak sejak dini digaungkan melalui kegiatan Tax Goes to School (TGTS) 2025 yang digelar di SMAN 1 Manggar pada Rabu, 21 Mei