
Kenali Emosi, Lejitkan Potensi
Pernahkah terlintas dalam pikiran bahwa hal seperti perhatian (attention) serta kesiapan diri untuk belajar berdampak pada meningkatnya performa belajar? Jika selama ini kita para pendidik atau orang tua tidak begitu memperhatikan aspek emosional seorang murid, maka saatnya untuk berkenalan dengan Pembelajaran Sosial Emosional (PSE).
PSE berkembang sebagai respon dari proses belajar mengajar yang berfokus pada hasil (output) dari belajar tanpa melihat proses serta aspek yang telibat dalam seorang murid dalam upayanya mencapai output tadi. Pelaksanaan PSE sesuai dengan tujuan pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara yakni menuntun segala kodrat yang ada pada murid agar tercapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia maupun anggota masyarakat. PSE dianggap penting karena pada dasarnya hasil dari pendidikan bukan hanya nilai-nilai yang tinggi namun lebih kepada kemampuan murid dalam beradaptasi di lingkungan tempatnya bekerja atau tetap bertumbuh dengan baik setelah selesai menempuh pendidikan tersebut.
Pembelajaran Sosional Emosional (PSE) menitikberatkan pada membangun kesadaran penuh (mindfulness) yang melihat perhatian dan rasa ingin tahu dalam proses belajar sebagai sesuatu yang sangat penting. Selain itu, kegiatan belajar juga harus melibatkan pengembangan berbagai kompetensi sosial dan emosinal (KSE) yang harus dimiliki oleh guru maupun murid yang pada akhirnya terwujud dalam bentuk kesejahteraan psikologi atau lebih dikenal dengan istilah well-being. Well-being dapat diartikan sebagai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain sehingga dapat mengatur tingkah laku, memenuhi kebutuhan diri, memiliki tujuan hidup, serta mengeksplorasi dan mengembangkan dirinya. Optimasi well-being akan berdampak pada kesehatan fisik dan mental murid. Tidak hanya itu, murid juga akan memiliki daya lenting dalam menghadapi stress yang sangat sering dihadapi dalam belajar.
Menurut CASEL (Collaborative for Academic, Social and Emotional Learning) dari https://casel.org/, KSE sendiri terdiri dari lima kompetensi yakni: Pertama, kesadaran diri (self-awareness) yang didefinisikan sebagai kemampuan dalam memahami emosi, perasaan, dan nilai-nilai diri serta bagaimana hal-hal tersebut mempengaruhi tingkah laku dan keputusan yang diambil dalam menghadapi berbagai situasi kehidupan. Inti dari kemampuan ini ialah murid tersebut mampu mengenali apa yang sedang terjadi dan penyebab munculnya sifat-sifat tersebut. Tidak jarang ditemui kondisi dimana murid mengalami perubahan signifikan kearah negatif pada semester tertentu tanpa mengenali apa yang sedang terjadi sehingga berdampak pada keputusan untuk meluapkan emosi negatif tadi kedalam perilaku negatif pula seperti bolos, tidur saat proses belajar sedang berlangsung, atau mengganggu teman yang lainnya.
Memiliki kesadaran diri yang baik akan mengantarkan pada kemampuan selanjutnya yakni manajemen diri (self-management). Kemampuan dalam mengolah emosi hanya dapat dilakukan pada saat kesadaran diri sudah terbentuk. Sebut saja saat murid memahami penyebab terjadinya perubahan perilaku dalam dirinya, murid tersebut akan dapat mengambil tindakan dari perilaku tersebut. Hilangnya semangat belajar akan mudah diatasi bahkan dibangkitkan kembali jika penyebabnya teridentifikasi. Murid yang kehilangan fokus karena sebuah permasalahan dengan teman misalnya, akan dapat mengatasi masalah tersebut dari akarnya, bukan malah melakukan tindakan-tindakan yang makin merugikan diri sendiri.
Selanjutnya ialah kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berelasi (relationship skills) yang berkaitan erat dengan kemampuan membangun hubungan dengan orang lain. Kedua kemampuan ini mengutamakan empati dalam berinteraksi yang berupaya mengutamakan toleransi dalam menjalin hubungan dengan orang dari berbagai latar belakang, agama, suku, ras, serta budaya. Kesadaran sosial yang berfokus pada empati akan mengantarkan pada keterampilan berelasi yang menggerakkan murid dalam menjalin hubungan positif, keterampilan berkolaborasi dalam tim, serta resolusi konflik.
Kompetensi terakhir dalam KSE ialah pengambilan keputusan yang bertanggung jawab (responsible decision making skills) merupakan kemampuan dalam menimbang berbagai aspek serta pilihan yang ada, mengevaluasi konsekuensi dari keputusan untuk kemudian menentukan keputusan yang tepat. Sekarang ini murid dihadapkan pada situasi yang penuh dengan pilihan dikarenakan akses terhadap informasi maupun pengetahuan sangatlah mudah. Dalam menyelesaikan masalah atau mengambil keputusan yang tepat, murid tidak hanya dipengaruhi oleh dirinya sebagai faktor internal, namun juga eksternal yang saat ini tidak terbatas pada teman di lingkungan terdekat, orang tua atau keluarga, namun juga orang asing yang mereka temui di media sosial. Kemudahan dalam menemukan informasi ini haruslah dibarengi dengan keterampilan dalam menyaring masukan, tidak mudah percaya begitu saja dengan setiap opini atau potongan informasi dari infografis, untuk dapat dievaluasi sebelum mengambil keputusan yang tepat.
Kelima KSE diatas yang mungkin terdengar sulit dan abstrak ternyata dapat diajarkan lewat pembiasaan dalam kegiatan belajar di dalam ataupun luar kelas. Berbagai aktivitas rutin dapat dilakukan untuk menumbuhkan mindfulness murid. Beberapa aktivitas yang terintegrasi dalam pembelajaran misalnya membuka pelajaran dengan aktivasi fokus murid yakni doa (yang disertai ajakan untuk fokus pada pelajaran hari tersebut), latihan napas dengan mindfulness, melakukan latihan (STOP, take a breath, observe, proceed), melakukan sholawat, atau menyanyikan lagu untuk menenangkan pikiran.
Dalam proses belajar terutama pada saat murid mulai kehilangan fokus, terlihat lelah atau mengantuk, terdapat berbagai kegiatan yang dapat dilakukan seperti melakukan kegiatan relaksasi, mendongeng, menginisiasi ice breaking sesuai dengan mata pelajaran masing-masing, atau mendengarkan musik instrumental yang membangkitkan fokus belajar. Di akhir pelajaran dapat dilakukan kegiatan refleksi dengan menulis jurnal atau menceritakan perasaaan kepada teman sekelas mengenai apa yang telah diperoleh dalam kegiatan belajar tersebut.
Di luar kelas, KSE juga dapat dilatih lewat berbagai aktivitas intrakurikuler ataupun ekstrakurikuler yang membangun pertumbuhan dan perkembangan emosi dan sosial murid lewat beragam aktivitas menarik serta menantang. Lewat organisasi seperti OSIS, Rohis, PRAMUKA, ataupun kelompok lainnya, murid dapat mengasah berbagai keterampilan untuk dapat mengatasi gejolak emosi dalam dirinya dan menyalurkannya dalam bentuk energi positif untuk belajar.
PSE haruslah dilakukan dengan sengaja oleh guru agar pembentukan mindfulness dapat berhasil. Keberhasilan PSE terlihat dari terciptanya situasi belajar yang berpihak pada murid dengan lingkungan yang kondusif, menyenangkan, dan bebas dari tekanan. Setiap warga sekolah haruslah berkolaborasi dalam menerapkan berbagai aktivitas yang dapat membangun KSE murid. Jika KSE murid dapat berkembang dengan baik, maka aspek kognitif yang mendukung akademik pun akan berkembang. Sebaliknya, jika mengabaikan pertumbuhan KSE, maka akan berdampak buruk pula pada kemajuan akademik murid. Sejatinya dengan memiliki mindfulness, maka murid akan menyadari eksistensi dirinya sehingga mampu melejitkan potensi yang dimiliki. Ayo terapkan PSE dalam kelas, agar dapat melatih emosi dan meningkatkan potensi baik murid di kelas.
oleh:
Winda Ari Anggraini
Guru Bahasa Inggris – CGP SMAN 1 Manggar
Artikel ini telah terbit di harian Belitong Ekspress pada Kamis, 24 Maret 2022
(Admin, HR)
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Persembahkan Kado HUT RI, Tim Futsal SMAN 1 Manggar Juara BIP CUP 2025
MANGGAR, BELITONGEKSPRES.CO.ID - Tim futsal SMAN 1 Manggar kembali mengukir prestasi gemilang di kancah olahraga pelajar Kabupaten Belitung Timur (Beltim). &nb
Gubernur Bangka Belitung Resmikan Wall of Fame SMAN 1 Manggar
Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Hidayat Arsani meresmikan Wall of Fame SMA Negeri 1 Manggar di Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Rabu (13/
SMAN 1 Manggar Raih Juara 2 Regional Lomba Sekolah Siaga Kependudukan Paripurna Nasional
Manggar – Prestasi membanggakan kembali diraih oleh SMA Negeri 1 Manggar. Sekolah yang berlokasi di Kabupaten Belitung Timur ini berhasil meraih Juara 2 Regional (11 Provinsi) dal
SMAN 1 Manggar Sapu Bersih Gelar Juara LDBI Belitung Timur 2025, Siap Wakili ke Tingkat Provinsi
Prestasi gemilang kembali diraih SMAN 1 Manggar. Dalam ajang Lomba Debat Bahasa Indonesia (LDBI) tingkat Kabupaten Belitung Timur tahun 2025, sekolah unggulan ini berhasil menyapu bersi
SMAN 1 Manggar Pertahankan Juara Umum O2SN Beltim, Tangguh Meski Lomba Daring
SMAN 1 Manggar kembali mencatatkan prestasi gemilang di ajang Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tingkat SMA se-Kabupaten Belitung Timur tahun 2025. Untuk kedua kalinya secara ber
Staf Ahli Gubernur Babel Buka MPLS SMAN 1 Manggar, Tekankan Karakter dan Etika Digital
Manggar – Senin pagi, 14 Juli 2025, aula utama SMAN 1 Manggar dipenuhi semangat baru. Ratusan siswa berseragam putih biru berganti putih abu-abu, duduk dengan penuh harap di bangk
SMAN 1 Manggar Raih Juara Umum FLS3N Tiga Tahun Berturut
SMA Negeri 1 Manggar kembali mencatatkan prestasi membanggakan dengan meraih gelar Juara Umum Festival dan Lomba Seni dan Sastra Siswa Nasional (FLS3N) tingkat Kabupaten Belitung Timur
Workshop Disiplin Positif di SMAN 1 Manggar: Mewujudkan Sekolah Aman, Berkarakter, dan Bebas Bullying
Komitmen menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan bebas dari bullying terus digalakkan oleh SMAN 1 Manggar. Salah satu upaya nyata diwujudkan melalui Workshop Disiplin Posi
Guru SMAN 1 Manggar Raih Juara 2 Nasional Berkat Cerita Inspiratif Jadi ASN
Kabar membanggakan kembali datang dari sekolah berprestasi di Kecamatan Manggar, Kabupaten Belitung Timur (Beltim). Hariyanto, guru Biologi di SMAN 1 Manggar, berhasil meraih Juar
Tax Goes to School 2025: Siswa SMAN 1 Manggar Belajar Pajak Lewat Simulasi UMKM
MANGGAR, BELITONGEKSPRES.CO.ID – Semangat edukasi pajak sejak dini digaungkan melalui kegiatan Tax Goes to School (TGTS) 2025 yang digelar di SMAN 1 Manggar pada Rabu, 21 Mei