Akun Pembelajaran Sebagai Media Alternative Pembelajaran di Era Pandemi

Tidak bisa dipungkiri bahwa metode mengajar yang paling efektif adalah tatap muka didalam kelas. Kolaborasi  yang terjadi antara guru dengan  siswa dan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain menghasilkan pembelajaran yang interaktif dan komunikatif. Guru secara bebas menerapkan skenario pembelajaran yang tertuang didalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Belajar dari kehadiran pandemi covid 19,  orang tua yang selama ini terkesan lepas tangan dan  menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak-anak mereka kepada pihak sekolah sangat mengakui bahwa pembelajaran yang dilakukan di sekolah adalah satu-satu nya metode yang efektif. Tidak sedikit orang tua yang mengeluh betapa susah sekali mendampingi anak-anaknya belajar dari rumah.

            Setahun sudah berlalu tetapi angka penyebaran covid belum menurun bahkan untuk kabupaten Belitung Timur belakangan ini angka penyebarannya semakin meningkat sehingga memaksa beberapa satuan pendidikan mengadakan pembelajaran secara daring.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) secara terus menerus dan berkesinambungan mensuport pembelajaran dari rumah secara daring. Terobosan terbaru yang diluncurkan desember 2020 yang lalu yaitu akun pembelajaran. Kemdikbud menyandingkan digitalisasi pembelajaran dengan penerapan teknologi dan informasi  untuk kemudahan akses pembelajaran dari rumah.

Produk ini di hadirkan untuk tetap mendukung secara konsisten kelancaran kegiatan belajar dari rumah atau pembelajaran jarak jauh. Akun pembelajaran ini dipastikan akan menjadi sarana komunikasi efektif secara resmi antara Kemdikbud dengan satuan pendidikan karema berbagai informasi dan materi yang berkaitan dengan dunia pendidikan (seperti Asessmen Nasional) akan dikirimkan ke akun pembelajar  Akun pembelajar ini di desain sedemikian rupa sehingga bisa di akses oleh semua jenjang pendidikan dari jalur formal (tingkat sekolah dasar sampai jenjang pendidikan menengah) ,maupun non formal (Paket A sampai Paket C)  serta SLB mulai dari  unsur peserta didik, guru, kepala sekolah dan operator yang berperan sebagai admin.

Akun pembelajar didesain dalam bentuk akun google dengan domain belajar.id.  Seperti di lansir dari laman Kemdikbud,  Setiap peserta didik, guru, kepala sekolah otomatis  akan mendapatkan akun (user name ) sekaligus password. Mekanisme untuk mendapatkan akun pembelajaran tidak terlepas dari peran operator sekolah dalam memanfaatkan Data Pokok Pendidikan (Dapodik). Operator Dapodik mengakses  laman yang sudah disiapkan oleh Kemdikbud. Tahap selanjutnya operator Dapodik mengunduh file yang berisi akun  peserta didik, PTK dan admin. Kemudian Operator Dapodik membagikan akun kepada semua pengguna dan selanjutnya dilakukan aktivasi oleh masing-masing pengguna.

Walaupun penggunaan akun pembelajar ini masih bersifat opsional akan tetapi jika tidak di akses dan dilakukan aktivasi maka secara otomatis akun pembelajar akan di nonaktifkan oleh sistem,  dalam hal ini Kemdikbud memberi limit sampai tanggal 30 Juni 2021.

Bagaimana cara melakukan aktivasi akun pembelajar? Langkah awal pengguna membuka gmail.com. Jika sudah memiliki akun maka pengguna mengambil pilihan buat akun baru  dengan menggunakan akun yang diberikan oleh operator dapodik, yaitu dengan  memasukkan user-ID dan password  (contoh user-ID: namapengguna@guru.sma.belajar.id). Kemudian ikuti syarat dan ketentuan penggunaan akun pembelajar dan menekan tombol accept (setuju). Lakukan ganti password dan akun siap untuk digunakan.

Mengapa satuan pendidikan  disarankan  untuk menggunakan akun pembelajar sebagai salah satu alternat dalam kegiatan belajar dari rumah di masa pandemic covid-19,  karena produk ini memiliki banyak sekali keistimewaan seperti memiliki fitur-fitur yang lebih canggih. Gmail dan drive mampu  menyimpan data tanpa batas dan tentunya tingkat keamanan yang tinggi serta bebas biaya. Kita juga bisa menemukan kecanggihan  dari  google classroom dan google meet .

Beberapa kelebihan pada akun google  classroom antara lain :  pertama,  kita dapat membuat link panggilan video dengan google meet untuk kelas. Kedua,  didalam classroom kita bisa berkolaborasi melibatkan peserta didik, guru dan orang tua.  Kapasitas classroom  maksimal 1000 peserta didik  dan 20 orang guru dalam satu kelas  Sementara untuk akun pribadi hanya dibatasi untuk 250 orang peserta didik. Ketiga, penugasan di classroom juga dapat import nilai dari google form dan bisa untuk mengecek keaslian  hasil pekerjaan siswa.

Di awal masa pandemi covid tahun 2020, kita lebih familiar dengan aplikasi zoom sebagai media tatap muka online. Hanya saja aplikasi ini kurang bersahabat bagi   peserta didik mengingat penggunakan paket data yang cukup besar.  Di masa sekarang salah satu fitur akun google meet bisa dimanfaatkan untuk pertemuan tatap muka online.

Kelebihan google meet adalah dilengkapi kemampuan  merekam pada saat melakukan aktifitas  didalam kelas maya  dan tersimpan otomatis pada  google drive serta tersedia  fitur angkat tangan. Mengingat keistimewaan-keistimewaan  akun pembelajar ini sayang sekali kita selaku pendidik yang berpikiran maju kedepan jika tidak digunakan secara maksimal. Karena pemerintah berharap banyak sekali kepada pendidik untuk mengembangkan proses pembelajaran sedemikian rupa. Sehingga kehadiran covid di tengah-tengah kita tidak menjadi pembatas dan halangan bagi guru untuk menyampaikan ilmu kepada anak didik. Apalagi  pada bulan  Maret ini  Kemdikbud kembali menggelontorkan kebijakan bantuan kuota internet kepada peserta didik dan guru. Bantuan ini diharapkan dapat digunakan untuk mengakses semua layanan pendidikan.

Oleh :

 TRIWARTI, S. Pd.

Guru dan Wakil Kepala Sekolah bidang Sarpras SMAN 1 Manggar

Artikel ini telah terbit di harian Belitong Ekspres pada 19 Maret 2021

(Admin, HR)